Server-Side Rendering (SSR) Vs Client-Side Rendering (CSR)

SSR vs CSR. Mari temukan pro dan kontra dari masing-masing metode dan dapatkan pemahaman untuk membantu Anda memilih strategi rendering yang tepat untuk project web Anda berikutnya.

Server-Side Rendering (SSR) Vs Client-Side Rendering (CSR)

Dalam dunia pengembangan web, memilih metode rendering yang tepat sangatlah penting untuk membangun aplikasi yang berkinerja baik dan mudah digunakan. Dua metode populer, server-side rendering (SSR) dan client-side rendering (CSR), menawarkan keuntungan dan trade-off yang berbeda. Memahami perbedaan antara metode ini dapat membantu Anda membuat keputusan yang tepat berdasarkan kebutuhan project Anda.

Server-side Rendering (SSR)

Server-side rendering adalah teknik di mana halaman web dirender di server dan dikirim ke klien sebagai dokumen HTML yang sepenuhnya terbentuk. Browser Anda menampilkan dokumen-dokumen tersebut secara langsung tanpa proses rendering tambahan. Tapi apa pentingnya hal ini?

Advantages of Server-side Rendering

  • Initial page load: Karena browser klien menerima konten HTML tanpa merender yang baru, kecepatan awal pemuatan halaman menjadi lebih cepat.

  • SEO-friendly: Anda mungkin berpikir bahwa SEO tidak sepenting seperti satu dekade yang lalu. Namun, hal ini masih sangat penting untuk projects tertentu seperti aplikasi e-commerce. Ketika crawler mesin pencari membuat permintaan ke halaman Anda, mereka dapat dengan mudah mengurai HTML yang dirender oleh server.

  • Robustness: SSR menyediakan fallback untuk pengguna dengan browser yang tidak mendukung JavaScript atau koneksi yang lambat, sehingga memastikan aksesibilitas untuk audiens yang lebih luas.

Namun, SSR juga memiliki beberapa kekurangan:

Limitations of Server-side Rendering

  • Increased server load: Menghasilkan HTML di server dapat menghabiskan banyak sumber daya, sehingga berpotensi memengaruhi skalabilitas dan kinerja server. Semakin banyak pengunjung dan permintaan halaman yang Anda dapatkan, semakin banyak beban server yang akan Anda miliki.

  • Limited interactivity: Dengan SSR, sebagian besar interaksi pengguna memerlukan perjalanan bolak-balik tambahan ke server, yang mengakibatkan pemuatan halaman berikutnya menjadi lebih lambat.

  • Development complexity: Menerapkan SSR mungkin memerlukan penyiapan dan konfigurasi tambahan, serta penanganan yang cermat terhadap manajemen status server-side. Namun untungnya semua library dan framework Javascript yang populer menyediakan sub-framework yang berbeda untuk membuat aplikasi server-side dengan mudah.

Client-side Rendering (CSR)

Client-side rendering melibatkan pemuatan dokumen HTML minimal dari server dan mengandalkan JavaScript untuk merender konten di client-side. Server menerima permintaan dan mengirimkan berkas HTML kosong dan sekumpulan berkas JavaScript. Browser Anda memproses paket-paket tersebut dan memodifikasi DOM, serta merender file HTML lengkap.

Advantages of Client-side Rendering

  • Interactive user experience: CSR memungkinkan aplikasi web yang sangat interaktif dan dinamis, karena rendering dan pengambilan data terjadi di client-side. Pendekatan ini memberikan pengalaman pengguna yang lebih lancar, terutama untuk aplikasi dengan pembaruan konten yang cukup sering.

  • Efficient subsequent page loads: Setelah paket JavaScript pertama dimuat, navigasi dan transisi halaman selanjutnya sering kali lebih cepat karena hanya data yang perlu diambil dari server, bukan seluruh markup HTML.

  • Development flexibility: Client-side rendering framework, seperti React atau Angular, menawarkan perangkat yang lengkap untuk membangun komponen UI yang kompleks dan mengelola status aplikasi.

Limitations of Client-side Rendering

  • SEO challenges: Search engine crawler kesulitan untuk menafsirkan aplikasi yang menggunakan JavaScript, sehingga berpotensi mempengaruhi peringkat mesin pencari jika tidak ditangani dengan benar.

  • Dependency on JavaScript: Ingatlah bahwa sebagian besar proses terjadi pada browser pengguna. Pengguna harus mengaktifkan JavaScript di browser mereka agar aplikasi dapat berfungsi dengan baik.

  • Slower initial page load: Dan proses ini memerlukan pengunduhan dan eksekusi kode JavaScript di sisi klien, yang dapat menyebabkan waktu muat halaman yang dirasakan lebih lambat, terutama pada perangkat low-powered atau koneksi jaringan yang lambat.

Should I Use SSR or CSR

Ketika memutuskan antara SSR dan CSR, Anda harus mempertimbangkannya:

  • Application complexity: Jika aplikasi Anda membutuhkan interaktivitas yang tinggi, pembaruan yang sering, atau data real-time, CSR mungkin lebih cocok. Untuk aplikasi yang berfokus pada konten dengan interaktivitas yang lebih rendah, SSR dapat memberikan pengalaman awal yang lebih sederhana dan lebih cepat.

  • SEO requirements: Jika visibilitas search engine menjadi prioritas, SSR umumnya lebih ramah SEO. Namun, teknik seperti prerendering atau rendering server-side pada halaman tertentu dapat mengurangi beberapa masalah SEO CSR.

  • Performance considerations: Pertimbangkan perangkat target audiens Anda, kondisi jaringan, dan tingkat interaktivitas yang diperlukan. Optimalkan pendekatan rendering yang Anda pilih untuk memberikan pengalaman pengguna yang optimal.